MobilnyaJadi yang Pertama Dihantam Bus Laju Prima dalam Kecelakaan Tol Cipularang KM 92, Wanita Ini Ungkap Jeritan Mencekam yang Pertama Didengarnya, Berserakan! Unique Tercatat dalam Sejarah Korea Sebagai Permaisuri yang Bejat dan Jahat, Inilah Janda Permaisuri Cheonchu,
BacaJuga: Kesaksian Korban Kecelakaan Beruntun 17 Kendaraan Tol Cipularang KM 92: Bus Sempat Oleng.. Dia menjelaskan, sebelum terjadi kecelakaan beruntun, awalnya bus Laju Prima jurusan Bandung-Merak bernomor polisi B 7602 A ini menyalip beberapa kendaraan. Namun, laju bus tersebut tidak terkendali. Saksi mata menduga bus Laju Prima tersebut
Padamulanya, bus satu ini didirikan oleh Bapak Ade Wiyana di kota Cirebon pada awal tahun 1970 dan langsung beroperasi pada waktu itu juga. Berdirinya perusahaan oto bus ini diawali dengan nama Pedoman, dan selang beberapa waktu kemudia dirubah namanya menjadi Kesatuan.
Sejarahpanjang menghiasi PO ini hingga kini dapat menjadi kepercayaan banyak pelanggan setianya. Di awali tahun 2000, Laju Prima memulai perjalanan cukup pendek dari Sukabumi-Pulogadung. oranye, dan kuning membentuk kepala burung. Ditopang dengan mesin Hino RK8, bus Laju Prima seri terbaru ini bakal bandel dan dapat melaju kencang baik di
SejarahPembangunan dan Alasan Mengapa di Tol Cipularang Sering Terjadi Kecelakaan Sejarah Monday, 27 Jun 2022, KM 92 Purwakarta, Ahad (26/6/2022). Rem blong bus PO Laju Prima diduga menjadi pemicu kecelakaan tersebut. Seringnya kecelakaan lalu lintas di Cipularang khususnya KM 90--KM 100 melahirkan sejumlah cerita mistis.
SloganBus Laju Prima : Laju dalam perjalanan, Prima dalam pelayanan Saat sampai Alas Roban Pilot LP-62 memilih lewat jalur lama, kebetulan sekalian Nostalgia karena hampir puluhan tahun ga lewat sini. Bus berbody Marcopolo ini meliuk-liuk seperti Jet Coaster ditangan dingin sang Pilot yang cukup lincah memutar kemudi ditiap tikungan.
x6Pp9xX.
Otomotif BuddyKu Kamis, 12 Januari 2023 - 1635 SEJARAH PO Laju Prima dimulai pada era 90-an, ketika Hiba Group yang melayani perjalanan wisata memutuskan untuk bermain di genre antar kota antar provinsi AKAP. Dari sini, lahirlah tiga unit usaha yang semuanya bermain di jalur AKAP. Selain PO Laju Prima, Hiba Group juga memiliki PO Laju Utama dan PO Bela Utama. Namun ternyata, tak mudah bagi perusahaan baru ini untuk bisa bersaing dengan pemain lama yang telah memiliki armada, branding , dan pasar yang kuat. Sejarah PO Laju Prima. Foto Instagram/tony_sac Sekitar 2 tahun setelah beroperasi, PO Laju Prima masih bermain di sekitar Jakarta. Hingga akhirnya mereka membuka trayek Sukabumi-Pulogadung pada 2000 dan mendapat respons positif dari para busmania. Pada 2002, mereka berekspansi dengan membuka sejumlah trayek baru Merak-Bandung, Merak-Kampung Rambutan, Jakarta-Padang, dan Jakarta Palembang. Sayang, rute Jakarta-Padang sepi peminat. PO Laju Prima memutuskan untuk menutup trayek tersebut karena pasar memilih pesawat terbang yang dinilai jauh lebih ekonomis dengan jarak tempuh lebih pendek. Mereka kemudian menjajal rute baru ke Sumatera, dari Bandung ke Jambi. Mengandalkan sasis Yutong, Hino, Golden Dragon, dan Volvo, PO bus satu ini melayani total 49 rute yang tersebar dari Bandung, Jakarta, Palembang, Jambi, Solo, Ponorogo, Wonogiri, Kediri, Magelang, Magetan, hingga Yogyakarta. PO Laju Prima terakhir kali mendatangkan armada barunya pada November 2020. Bus Legacy SR2 Double Decker rancangan Laksana itu menggunakan sasis Volvo B11R dengan 8 bangku eksekutif di dek bawah dan 48 kursi di dek atas.*
Memiliki nama besar di dunia bus pariwisata dan antar jemput karyawan, tak berarti mudah masuk ke jalur bus trayek antar kota antar propinsi. Jatuh bangun harus dirasakan PO Laju Prima, salah satu sayap bisnis Hiba Utama Grup di jalur antar kota. Diperlukan waktu dua tahun untuk menarik perhatian pelanggan. “Kami mencari jalur yang mudah, yakni trayek jarak dekat di seputar Jakarta sebelum mencoba masuk ke trayek bus malam,” kata Manajer Operasional PO Laju Prima Ossy Sutedja. Menurut Ossy, akhir tahun 1990-an, pimpinan Hiba Utama Krisna Hidayat, mencoba mengembangkan usaha transportasi bus yang sudah berdiri sejak 1949. saat itu, kata dia, pilihannya mengembangkan usaha pada jalur bus antar kota. Ada PO Laju Utama, PO Laju Prima dan PO Bela Utama yang menjadi perintis jalur antar kota. Bermodalkan armada milik Hiba Utama Pariwisata, lanjut Ossy, PO Laju Prima mulai melayani Merak-Bandung dan Merak-Kampung Rambutan di tahun 2002. Langkah ini diambil menyusul pembukaan jalur Sukabumi-Pulogadung di tahun 2000 menunjukkan respon positif. Cara ini cukup strategis, dengan jarak tempuh yang dekat, dan armada warisan perusahaan induk, modal yang dikeluarkan relatif murah untuk sebuah insvestasi awal. Kematangan manajemen Hiba Utama mengelola anak usahanya terlihat dalam mengelola bus bertrayek antar kota. Dengan jarak yang pendek, mereka bisa mengoperasikan berapapun armada yang dibutuhkan, karena relatif mudah dikelola. Untuk bus bertrayek jauh, Ossy mengaku pihaknya menerapkan strategi berbeda. Meski bisa menggelontorkan armada dalam jumlah besar di satu trayek, mereka memilih melihat respon pelanggan di jalur yang mereka layani. “Kalau kami menerjunkan bus dalam jumlah banyak di satu trayek yang kami layani, akan banyak masalah. Salah satunya, penerimaan pengemudi tidak selektif karena tuntutan bus harus beroperasi. Kami tidak ingin tergesa-gesa,” ujar Ossy. Ossy mengungkapkan, kegagalan pernah mereka alami saat trayek Jakarta-Padang dan Jakarta-Palembang baru dibuka pada tahun 2002. Tak sampai setahun mereka menutup jurusan Jakarta-Padang akibat terhantam tarif pesawat murah. Jalur ke Jawa Tengah dan Jawa Timur yang mereka rintis juga terhitung jatuh bangun. Akibatnya, armada yang sudah terlanjur dialokasikan harus dipindahkan ke trayek lain yang masih memiliki peluang. Penambahan armada juga dilakukan dengan mempertimbangkan permintaan dari pelanggan. Menurut Ossy, penambahan tak akan dilakukan jika respon pelanggan jauh dari positif. Kejelian melihat peluang juga menjadi modal tersendiri. Trayek Bandung-Jambi misalnya, dipilih mengganti Jakarta-Padang karena angkutan bus relatif bisa bersaing khususnya dari sisi tarif. Kini setelah lebih dari sepuluh tahun beroperasi, PO Laju Prima melayani sedikitnya 30 trayek dengan jumlah armada yang dimiliki lebih dari 100 unit bus.
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID PxpJRyFfmAFm6LZb148pA6s02_7HAsjehPAFBOIOQKsED5-cJvU6mw==
Memiliki nama besar di dunia bus pariwisata dan antar jemput karyawan, tak berarti mudah masuk ke jalur bus trayek antar kota antar propinsi. Jatuh bangun harus dirasakan PO Laju Prima, salah satu sayap bisnis Hiba Utama Grup di jalur antar kota. Diperlukan waktu dua tahun untuk menarik perhatian pelanggan. “Kami mencari jalur yang mudah, yakni trayek jarak dekat di seputar Jakarta sebelum mencoba masuk ke trayek bus malam,” kata Manajer Operasional PO Laju Prima Ossy Sutedja. Menurut Ossy, akhir tahun 1990-an, pimpinan Hiba Utama Krisna Hidayat, mencoba mengembangkan usaha transportasi bus yang sudah berdiri sejak 1949. saat itu, kata dia, pilihannya mengembangkan usaha pada jalur bus antar kota. Ada PO Laju Utama, PO Laju Prima dan PO Bela Utama yang menjadi perintis jalur antar kota. Bermodalkan armada milik Hiba Utama Pariwisata, lanjut Ossy, PO Laju Prima mulai melayani Merak-Bandung dan Merak-Kampung Rambutan di tahun 2002. Langkah ini diambil menyusul pembukaan jalur Sukabumi-Pulogadung di tahun 2000 menunjukkan respon positif. Cara ini cukup strategis, dengan jarak tempuh yang dekat, dan armada warisan perusahaan induk, modal yang dikeluarkan relatif murah untuk sebuah insvestasi awal. Kematangan manajemen Hiba Utama mengelola anak usahanya terlihat dalam mengelola bus bertrayek antar kota. Dengan jarak yang pendek, mereka bisa mengoperasikan berapapun armada yang dibutuhkan, karena relatif mudah dikelola. Untuk bus bertrayek jauh, Ossy mengaku pihaknya menerapkan strategi berbeda. Meski bisa menggelontorkan armada dalam jumlah besar di satu trayek, mereka memilih melihat respon pelanggan di jalur yang mereka layani. “Kalau kami menerjunkan bus dalam jumlah banyak di satu trayek yang kami layani, akan banyak masalah. Salah satunya, penerimaan pengemudi tidak selektif karena tuntutan bus harus beroperasi. Kami tidak ingin tergesa-gesa,” ujar Ossy. Ossy mengungkapkan, kegagalan pernah mereka alami saat trayek Jakarta-Padang dan Jakarta-Palembang baru dibuka pada tahun 2002. Tak sampai setahun mereka menutup jurusan Jakarta-Padang akibat terhantam tarif pesawat murah. Jalur ke Jawa Tengah dan Jawa Timur yang mereka rintis juga terhitung jatuh bangun. Akibatnya, armada yang sudah terlanjur dialokasikan harus dipindahkan ke trayek lain yang masih memiliki peluang. Penambahan armada juga dilakukan dengan mempertimbangkan permintaan dari pelanggan. Menurut Ossy, penambahan tak akan dilakukan jika respon pelanggan jauh dari positif. Kejelian melihat peluang juga menjadi modal tersendiri. Trayek Bandung-Jambi misalnya, dipilih mengganti Jakarta-Padang karena angkutan bus relatif bisa bersaing khususnya dari sisi tarif. Kini setelah lebih dari sepuluh tahun beroperasi, PO Laju Prima melayani sedikitnya 30 trayek dengan jumlah armada yang dimiliki lebih dari 100 unit bus. Trayek yang dilayani oleh LAJU PRIMA Merak - Merak - Bandung via Cipularang Merak - Wonogiri - Purwantoro Merak - Solo - Ponorogo Merak - Solo - Karanganyar - Matesih Ciledug/Lebak Bulus - Solo - Matesih Ciledug/Kalimalang - Solo - Ponorogo Ciledug Kreo - Solo - Pracimantoro Ciputat/Lebak Bulus - Solo - Ponorogo Pasar Kemis - Jogja - Klaten - Prambanan via Selatan Pasar Kemis - Solo - Ponorogo Pasar Kemis - Solo - Purwantoro Balaraja - Solo - Jamus Depok - Wonogiri - Purwantoro Ciawi - Solo - Gemolong Ciawi - Solo - Ponorogo Ciawi - Solo - Purwantoro Cileungsi - Solo - Ponorogo Cileungsi - Solo - Matesih Cileungsi - Jogja - Klaten via selatan Jakarta Rawamangun - Ponorogo Jakarta Ampera - Magetan Jakarta Ampera - Solo - Gemolong Jakarta Tj. Priuk - Solo - Wonogiri - Purwantoro Jakarta Rawabuaya - Solo - Ponorogo Jakarta - Semarang - Magelang - Jogja Segera Jakarta - Semarang - Purwodadi Segera Jakarta LB/ - Pekalongan Jakarta Kalideres/Grogol - Palembang Jakarta - Surabaya - Madura Segera Jakarta - Surabaya - Malang Segera Jakarta - Padang Segera Bekasi - Jakarta -> Lebak Bulus - Palembang Bandung - Jakarta Rawamangun - Palembang - Jambi Tangerang - Purwokerto Berikut armada yang digunakan PO LAJU PRIMA - Mercedes Benz OH 1521. - Hino RG. - Hino RK 8 R260. - Golden Dragon Yuchai 330HP EURO 3. - Mercedes Benz OF 8000. - Golden Dragon Yuchai 270HP EURO 2. - Hino RK-T. - UD Nissan Diesel. Body Bis Buatan Karoseri - Adiputro Model New Setra Jetbus 2 HD - Adiputro Model Jetbus 2 HD - Adiputro New Setra Jetbus 2 SHD - Adiputro Model New Marcopolo - Adiputro Model Old Travego - Adiputro Model New Royal Travego Jetbus HD - Laksana Model Legacy Sky SR-1 - Laksana Model Legacy Sky SR-1 Limited Edition - Laksana Model All new Legacy Sky - Hiba Karoseri Buatan Sendiri Model Jetbus, New Marcopolo, New Travego - Tentrem Model Galaxy EXL - Rahayu Santosa Model Jetliner Fasilitas AC, TV LCD, Seat 2-2, Servis makan 1x Kecuali Palembang, Jambi, Merak-Bandung, Merak-Jakarta, Toilet, Smoking Area, Selimut-Bantal kecuali bandung, merak-jakarta, Footrest, Reclining Seat Kantor Pusat Hiba Utama Group Jl Raya Bekasi Timur KM 17, Klender-Jakarta Timur 13250 021 - 4892616, 4713003-06 Sumber
sejarah bus laju prima